Senin, 02 April 2012

Ekologi Laut Tropis


Ekologi Berasal dari kata Yunani oikos (“habitat”) dan logos (“ilmu”). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor biotic antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba.
Karakteristik Laut Tropik adalah disinari oleh sinar matahari secara terus menerus.berbeda dengan laut sudtropis maupun laut kutub. Di laut tropis terdapat banyak predator seperti tuna, lansetfish, setuhuk, hiu sedang dan hiu besar), predator lainnya: cumi-cumi, lumba-lumba, sedangkan laut subtropis hewan predatornya adalah lumba-lumba, anjing laut dan singa laut, paus, burung-burung laut), predator lainnya: salem, cumi-cumi,dan di laut kutub adalah ), predator lainnya: anjing laut, singa laut. Adanya suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan lingkungannya disebut dengan ekosistem. Ekosistem berasal dari kata : Geobiocoenosis, yang berarti Biocoenosis : komponen Biotik dan Geocoenosis : komponen abiotik.
·         Ekosistem memiliki Klasifikasi berdasarkan Tingkat makan-memakan (trophic level) terdiri dari:
1. Autotrophic organisme yang mampu mensistesis makanannya sendiri yang berupa bahan organik dari bahan-bahan anorganik sederhana dengan bantuan sinar matahari dan zat hijau daun (klorofil).
2. Heterotropic menyusun kembali dan menguraikan bahan-bahan organik kompleks yang telah mati kedalam senyawa anorganik sederhana.

Organisme-organisme yang ada di laut memiliki Komunitas yang terdiri dari berbagai populasi bersifat dinamis dan mengalami perubahan sepanjang masa. Perkembangan ekosistem menuju kedewasaan dan keseimbangan dikenal sebagai suksesi. Suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem klimaks atau telah tercapai keadaan seimbang (homeostatis).
·         Terdapat dua suksesi, yakni ;
1. Suksesi primer, organisme mulai menempati wilayah baru yang belum ada kehidupan contohnya delta.
2. Sekunder, terjadi setelah komunitas yang ada menderita gangguan yang besar sebagai contoh sebuah komunitas klimaks (stabil) hancur karena terjadinya kebakaran hutan .
·         Ada beberapa hal yang dapat membatasi suksesi (faktor pembatas)
1. Proses kehidupan dan kegiatan makhluk hidup pada dasarnya akan dipengaruhi dan mempengaruhi faktor-faktor lingkungan, seperti cahaya, suhu atau nutrien dalam jumlah minimum dan maksimum.
2. Dalam ekologi tumbuhan faktor lingkungan sebagai faktor ekologi dapat dianalisis menurut bermacam-macam faktor. Satu atau lebih dari faktor-faktor tersebut dikatakan penting jika dapat mempengaruhi atau dibutuhkan, bila terdapat pada taraf minimum, maksimum atau optimum menurut batas-batas toleransinya .
3. Tumbuhan untuk dapat hidup dan tumbuh dengan baik membutuhkan sejumlah nutrien tertentu (misalnya unsur-unsur nitrat dan fosfat) dalam jumlah minimum. Dalam hal ini unsur-unsur tersebut sebagai faktor ekologi berperan sebagai faktor pembatas.
4. Faktor-faktor lingkungan penting yang berperan sebagai sifat toleransi faktor pembatas minimum dan faktor pembatas maksimum yang pertama kali dinyatakan oleh V.E. Shelford, kemudian dikenal sebagai “hukum toleransi Shelford“.
5. Pada dasarnya secara alami kehidupannya dibatasi oleh: jumlah dan variabilitas unsur-unsur faktor lingkungan tertentu (seperti nutrien, suhu udara) sebagai kebutuhan minimum, dan batas toleransi tumbuhan terhadap faktor atau sejumlah faktor lingkungan.
Berbagai organisme yang hidup di laut tropis membutuhkan tempat hidup,dan juga memiliki peranan dalam komunitasnya jug,disebut dengan niche/relung. Charles Elton (1927) ilmuwan Inggris, Niche atau nicia atau ecological niche, tidak hanya meliputi ruang/tempat yang ditinggali organisme, tetapi juga peranannya dalam komunitas, dan posisinya pada gradient lingkungan: temperatur, kelembaban, pH, tanah dan kondisi lain. Tidak hanya tergantung di mana organisme tadi hidup, tetapi juga pada apa yang dilakukan organisme termasuk mengubah energi, bertingkah laku, bereaksi, mengubah lingkungan fisik maupun biologi dan bagaimana organisme dihambat oleh spesies lain.
Aliran energi dalam niche yang terjadi adalah ketika matahari menyinari laut, sinarnya akan membantu proses fotosintesis yang dilakukan oleh fitoplankton. Fitoplankton inilah yang kemudian akan dikonsumsi oleh zooplankton, zooplankton dikonsumsi oleh hewan dengan tingkat yang lebih tinggi (karnivora), hingga pada akhirnya hewan karnivora akan mati dan didekomposisi oleh dekomposer menjadi detritus, yang kemudian diserap fitoplankton sebagai zat hara/nutrien.
Sumber daya perairan pesisir yang termasuk dalam kelompok sumber daya yang dapat pulih kembali adalah:
(1) hutan mangrove ;
(2) terumbu karang;
(3) padang lamun dan rumput laut;
(4) sumber daya perikanan laut dan
(5) bahan-bahan bioaktif yang terkandung dalam tubuh biota perairan laut.
Seringkali pengertian sumber daya yang dapat pulih seperti sumberdaya disalah tafsirkan sehingga ekosistem ini mengalami kerusakan, seperti mangrove misalnya terhadap ekosistem ini sering dieksploitasi dan dikonversi secara terus menerus sehingga hutan mangrove ini tidak berfungsi sesuai fungsi sebenarnya.
Di ekologi terdapat 4 interaksi yang terjadi di ekosistem laut tropis tersebut, diantaranya :
1.         Interaksi fisik
Interaksi fisik yang terjadi antara lain adalah reduksi energi gelombang, reduksi sedimentasi, dan pengaturan pasokan air baik air laut maupun air tawar dari sungai.  Komunitas lamun dan mangrove sangat bergantung pada keberadaan struktur kokoh dari bangunan kapur terumbu karang sebagai penghalang aksi hidrodinamis lautan, yaitu arus dan gelombang.  Di zona reef front, terjadi produksi pecahan fragmen kapur akibat hempasan gelombang dan terpaan arus yang terus-menerus. Fragmen-fragmen kapur ini akan diproses oleh beberapa jenis ikan, bulu babi, dan sponge untuk menghasilkan  kerikil, pasir, dan lumpur.  Selanjutnya kerikil, pasir, dan lumpur akan diteruskan ke arah pantai oleh aksi gelombang dan arus yang telah dilemahkan, sehingga membentuk akumulasi sedimen yang menjadi substrat utama di goba serta diperlukan di ekosistem padang lamun dan hutan mangrove.
2.         Interaksi Migrasi Biota.
Migrasi biota laut merupakan suatu hubungan yang penting dan nyata antara terumbu karang, padang lamun, dan hutan mangrove. Ada dua kategori migrasi biota, yaitu:
·         Migrasi jangka pendek untuk makan.
Tipe migrasi ini umumnya dilakukan oleh biota-biota dewasa.  Ada dua strategi migrasi makan, yaitu:
·         Edge (peripheral) feeders Edge feeders
Umumnya tipe migrasi ini berlangsung dalam jarak pendek, dan biota yang telah diketahui melakukannya adalah bulu babi Diadema dan ikan Scaridae.
·         Migratory feeders Tipe migratory feeders
Contoh biotanya adalah ikan penghuni terumbu karang seperti ikan kakap (Lutjanidae) yang diketahui sering mencari makan di padang lamun saat malam hari, dan ikan barakuda (Sphyraenidae) yang mencari makan di hutan mangrove saat pasang naik.
·         Migrasi daur hidup antara sistem yang berbeda,
Tipe migrasi ini sering dijumpai pada spesies-spesies ikan dan udang yang diketahui melakukan pemijahan dan pembesaran larva di hutan mangrove atau padang lamun.  Hal ini dimungkinkan oleh tersedianya banyak ruang berlindung, kaya akan sumber makanan, dan kondisi lingkungan perairan yang lebih statis dibandingkan terumbu karang.  Lambat laun biota tersebut tumbuh dan menjadi besar, sehingga ruang berlindung yang tersedia sudah tidak memadai lagi dan mereka pun bermigrasi ke perairan yang lebih dalam seperti terumbu karang atau laut lepas.
3.         Interaksi dampak manusia
Khusus bagi komunitas mangrove dan lamun, gangguan yang parah akibat kegiatan manusia berarti kerusakan dan musnahnya ekosistem.  Bagi komunitas terumbu karang, walau lebih sensitif terhadap gangguan, kerusakan yang terjadi dapat mengakibatkan konversi habitat dasar dari komunitas karang batu yang keras menjadi komunitas yang didominasi biota lunak seperti alga dan karang lunak.
 4.        Interaksi bahan organik partikel
Sejumlah besar bahan organik partikel yang masuk ke lautan berasal dari bahan organik terlarut dari daratan yang terakumulasi dan mengeras.  Sebagian kecil lainnya berasal dari detritus yang berupa dedaunan mangrove dan lamun yang membusuk.  Mayoritas bahan organik partikel ini akan dihancurkan terlebih dahulu oleh biota-biota mangrove sehingga membentuk fragmen yang berukuran lebih kecil. Fragmen-fragmen berukuran kecil ini merupakan makanan yang berprotein tinggi dan disukai oleh biota laut berukuran besar yang sering terdapat di terumbu karang.


daftar pustaka

Rabu, 21 Maret 2012

Underwater sound (suara bawah air)


Suara di bawah air tidak dapat didengar oleh manusia, akrena mediumnya bukan udara tetapi air, dan juga karena frekuensi suaranya melebihi range frekuensi yang dapat didengar oleh manusia, tetapi bila getaran suatu benda yang cukup keras kemungkinan dapat didengar oleh manusia menjadi lebih besar. Gelombang elektromagnetik tidak dapat mengirimkan gelombang karena konduktivitas elektrik dari air dan atenuasi (pelemahan energy) yang tinggi menyebabkan underwater sound merupakan satu-satunya cara untuk berkomunikasi di bawah air. Sumber bunyi dibawah air di hasilkan oleh getaran suatu benda yang cukup keras sehingga menghasilkan frekuensi gelombang yang dapat didengar oleh makhluk hidup. Bunyi sendiri mempunyai sifat yang sama dengan gelombang, yaitu:
·         Dapat dipantulkan (refleksi)
Bunyi dapat dipantulkan apabila bunyi tersebut mengenai suatu permukaan benda yang keras sehingga gelombang tersebut dipantulkan hingga akhirnya gelombang tersebut melemah karena atenuasi air yang tinggi.
·         Dapat dibiaskan (refiaksi)
Refiaksi adalah pembelokan arah linatasan gelombang setelah melewati bidang batas antara dua medium yang berbeda.
·         Dapat dipadukan (interferensi)
Seperti halnya interferensi cahaya, interferensi bunyi juga memerlukan dua sumber bunyi yang koheren.
·         Dapat dilenturkan (difraksi)
Difraksi adalah peristiwa pelenturan gelombang bunyi ketika melewati suatu celah sempit.
Kecepatan suara di dalam air di pengaruhi oleh faktor tekanan hidrostatis, yang berarti peningkatan kedalaman. Pada kedalaman tertentu kecepatan suara naik seiring dengan kenaikan suhu air tersebut. Pada air yang dangkal dangkal, terdapat cukup banyak aktivitas dikarenakan suhu air yang cukup konstan, sehingga laju suara dapat dianggap konstan. Kecepatan suara juga dipengaruhi oleh kondisi iklim, musim, dan harinya. Maka, laju suara ditentukan oleh dua hal yang sangat mempengaruhi yaitu tekanan hidrostatis dan suhu. Unit untuk mengukur intensitas suatu bunyi adalah decibel (dB). Suatu bunyi dapat hilang bila getaran yang dihasilkan suatu benda lebih kecil dibandingkan atenuasi air dan jarak tempuhnya. 

next blog : demilon.tumblr.com

kelompok 1
ari suci (230210100001)
rizky pratama (230210100016)
rega permana(230210100030)
demitria a (230210100045)

daftar pustaka
http://lila.blog.uns.ac.id/2010/09/17/underwater-sound-suara-bawah-air-and-ultrasound/