Ekologi
Berasal dari kata Yunani oikos (“habitat”) dan logos (“ilmu”). Ekologi diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun
interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. ekologi tidak lepas dari
pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik
dan biotik. Faktor biotic antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan
topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari
manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba.
Karakteristik
Laut Tropik adalah disinari oleh sinar matahari secara terus menerus.berbeda
dengan laut sudtropis maupun laut kutub. Di laut tropis terdapat banyak predator
seperti tuna, lansetfish, setuhuk, hiu sedang dan hiu besar), predator lainnya:
cumi-cumi, lumba-lumba, sedangkan laut subtropis hewan predatornya adalah lumba-lumba,
anjing laut dan singa laut, paus, burung-burung laut), predator lainnya: salem,
cumi-cumi,dan di laut kutub adalah ), predator lainnya: anjing laut, singa
laut. Adanya suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik
antara mahluk hidup dengan lingkungannya disebut dengan ekosistem. Ekosistem
berasal dari kata : Geobiocoenosis, yang berarti Biocoenosis : komponen Biotik
dan Geocoenosis : komponen abiotik.
·
Ekosistem
memiliki Klasifikasi berdasarkan Tingkat makan-memakan (trophic level) terdiri
dari:
1.
Autotrophic organisme yang mampu mensistesis makanannya sendiri yang berupa
bahan organik dari bahan-bahan anorganik sederhana dengan bantuan sinar
matahari dan zat hijau daun (klorofil).
2.
Heterotropic menyusun kembali dan menguraikan bahan-bahan organik kompleks yang
telah mati kedalam senyawa anorganik sederhana.
Organisme-organisme yang ada di laut memiliki Komunitas yang terdiri dari berbagai populasi bersifat dinamis dan mengalami perubahan sepanjang masa. Perkembangan ekosistem menuju kedewasaan dan keseimbangan dikenal sebagai suksesi. Suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem klimaks atau telah tercapai keadaan seimbang (homeostatis).
·
Terdapat
dua suksesi, yakni ;
1.
Suksesi primer, organisme mulai menempati wilayah baru yang belum ada kehidupan
contohnya delta.
2.
Sekunder, terjadi setelah komunitas yang ada menderita gangguan yang besar
sebagai contoh sebuah komunitas klimaks (stabil) hancur karena terjadinya
kebakaran hutan .
·
Ada
beberapa hal yang dapat membatasi suksesi (faktor pembatas)
1.
Proses kehidupan dan kegiatan makhluk hidup pada dasarnya akan dipengaruhi dan
mempengaruhi faktor-faktor lingkungan, seperti cahaya, suhu atau nutrien dalam
jumlah minimum dan maksimum.
2.
Dalam ekologi tumbuhan faktor lingkungan sebagai faktor ekologi dapat
dianalisis menurut bermacam-macam faktor. Satu atau lebih dari faktor-faktor
tersebut dikatakan penting jika dapat mempengaruhi atau dibutuhkan, bila
terdapat pada taraf minimum, maksimum atau optimum menurut batas-batas
toleransinya .
3.
Tumbuhan untuk dapat hidup dan tumbuh dengan baik membutuhkan sejumlah nutrien
tertentu (misalnya unsur-unsur nitrat dan fosfat) dalam jumlah minimum. Dalam
hal ini unsur-unsur tersebut sebagai faktor ekologi berperan sebagai faktor
pembatas.
4.
Faktor-faktor lingkungan penting yang berperan sebagai sifat toleransi faktor
pembatas minimum dan faktor pembatas maksimum yang pertama kali dinyatakan oleh
V.E. Shelford, kemudian dikenal sebagai “hukum toleransi Shelford“.
5.
Pada dasarnya secara alami kehidupannya dibatasi oleh: jumlah dan variabilitas
unsur-unsur faktor lingkungan tertentu (seperti nutrien, suhu udara) sebagai
kebutuhan minimum, dan batas toleransi tumbuhan terhadap faktor atau sejumlah
faktor lingkungan.
Berbagai
organisme yang hidup di laut tropis membutuhkan tempat hidup,dan juga memiliki
peranan dalam komunitasnya jug,disebut dengan niche/relung. Charles Elton
(1927) ilmuwan Inggris, Niche atau nicia atau ecological niche, tidak hanya
meliputi ruang/tempat yang ditinggali organisme, tetapi juga peranannya dalam
komunitas, dan posisinya pada gradient lingkungan: temperatur, kelembaban, pH,
tanah dan kondisi lain. Tidak hanya tergantung di mana organisme tadi hidup,
tetapi juga pada apa yang dilakukan organisme termasuk mengubah energi,
bertingkah laku, bereaksi, mengubah lingkungan fisik maupun biologi dan
bagaimana organisme dihambat oleh spesies lain.
Aliran energi
dalam niche yang terjadi adalah ketika matahari menyinari laut, sinarnya akan
membantu proses fotosintesis yang dilakukan oleh fitoplankton. Fitoplankton
inilah yang kemudian akan dikonsumsi oleh zooplankton, zooplankton dikonsumsi
oleh hewan dengan tingkat yang lebih tinggi (karnivora), hingga pada akhirnya
hewan karnivora akan mati dan didekomposisi oleh dekomposer menjadi detritus,
yang kemudian diserap fitoplankton sebagai zat hara/nutrien.
Sumber daya
perairan pesisir yang termasuk dalam kelompok sumber daya yang dapat pulih
kembali adalah:
(1) hutan
mangrove ;
(2) terumbu
karang;
(3) padang
lamun dan rumput laut;
(4) sumber
daya perikanan laut dan
(5)
bahan-bahan bioaktif yang terkandung dalam tubuh biota perairan laut.
Seringkali
pengertian sumber daya yang dapat pulih seperti sumberdaya disalah tafsirkan
sehingga ekosistem ini mengalami kerusakan, seperti mangrove misalnya terhadap
ekosistem ini sering dieksploitasi dan dikonversi secara terus menerus sehingga
hutan mangrove ini tidak berfungsi sesuai fungsi sebenarnya.
Di ekologi terdapat
4 interaksi yang terjadi di ekosistem laut tropis tersebut, diantaranya :
1. Interaksi fisik
Interaksi
fisik yang terjadi antara lain adalah reduksi energi gelombang, reduksi
sedimentasi, dan pengaturan pasokan air baik air laut maupun air tawar dari
sungai. Komunitas lamun dan mangrove
sangat bergantung pada keberadaan struktur kokoh dari bangunan kapur terumbu
karang sebagai penghalang aksi hidrodinamis lautan, yaitu arus dan
gelombang. Di zona reef front, terjadi
produksi pecahan fragmen kapur akibat hempasan gelombang dan terpaan arus yang
terus-menerus. Fragmen-fragmen kapur ini akan diproses oleh beberapa jenis
ikan, bulu babi, dan sponge untuk menghasilkan
kerikil, pasir, dan lumpur.
Selanjutnya kerikil, pasir, dan lumpur akan diteruskan ke arah pantai
oleh aksi gelombang dan arus yang telah dilemahkan, sehingga membentuk
akumulasi sedimen yang menjadi substrat utama di goba serta diperlukan di
ekosistem padang lamun dan hutan mangrove.
2. Interaksi Migrasi Biota.
Migrasi biota
laut merupakan suatu hubungan yang penting dan nyata antara terumbu karang,
padang lamun, dan hutan mangrove. Ada dua kategori migrasi biota, yaitu:
·
Migrasi
jangka pendek untuk makan.
Tipe migrasi
ini umumnya dilakukan oleh biota-biota dewasa.
Ada dua strategi migrasi makan, yaitu:
·
Edge
(peripheral) feeders Edge feeders
Umumnya tipe
migrasi ini berlangsung dalam jarak pendek, dan biota yang telah diketahui
melakukannya adalah bulu babi Diadema dan ikan Scaridae.
·
Migratory
feeders Tipe migratory feeders
Contoh
biotanya adalah ikan penghuni terumbu karang seperti ikan kakap (Lutjanidae)
yang diketahui sering mencari makan di padang lamun saat malam hari, dan ikan
barakuda (Sphyraenidae) yang mencari makan di hutan mangrove saat pasang naik.
·
Migrasi
daur hidup antara sistem yang berbeda,
Tipe migrasi
ini sering dijumpai pada spesies-spesies ikan dan udang yang diketahui
melakukan pemijahan dan pembesaran larva di hutan mangrove atau padang
lamun. Hal ini dimungkinkan oleh
tersedianya banyak ruang berlindung, kaya akan sumber makanan, dan kondisi
lingkungan perairan yang lebih statis dibandingkan terumbu karang. Lambat laun biota tersebut tumbuh dan menjadi
besar, sehingga ruang berlindung yang tersedia sudah tidak memadai lagi dan
mereka pun bermigrasi ke perairan yang lebih dalam seperti terumbu karang atau
laut lepas.
3. Interaksi dampak manusia
Khusus bagi
komunitas mangrove dan lamun, gangguan yang parah akibat kegiatan manusia
berarti kerusakan dan musnahnya ekosistem.
Bagi komunitas terumbu karang, walau lebih sensitif terhadap gangguan,
kerusakan yang terjadi dapat mengakibatkan konversi habitat dasar dari
komunitas karang batu yang keras menjadi komunitas yang didominasi biota lunak
seperti alga dan karang lunak.
4. Interaksi
bahan organik partikel
Sejumlah
besar bahan organik partikel yang masuk ke lautan berasal dari bahan organik
terlarut dari daratan yang terakumulasi dan mengeras. Sebagian kecil lainnya berasal dari detritus
yang berupa dedaunan mangrove dan lamun yang membusuk. Mayoritas bahan organik partikel ini akan
dihancurkan terlebih dahulu oleh biota-biota mangrove sehingga membentuk
fragmen yang berukuran lebih kecil. Fragmen-fragmen berukuran kecil ini
merupakan makanan yang berprotein tinggi dan disukai oleh biota laut berukuran
besar yang sering terdapat di terumbu karang.
daftar pustaka